Foto: Para Pengunjuk rasa di luar gedung
Ferguson, Amerika Serikat (AS) - Protes yang diwarnai kekerasan dan kerusuhan kembali
terjadi di kota Ferguson, AS, pada Senin (24/11/2014), setelah dewan juri
memilih untuk tidak mengajukan tuntutan terhadap seorang polisi kulit putih
yang telah menembak mati seorang remaja kulit hitam. Keputusan
dewan juri tersebut membebaskan perwira polisi, Darren Wilson dari dakwaan usai
menembak mati remaja kulit hitam, hal tersebut semakin menyulut amarah warga
afro-amerika di seantero negeri utamanya di ferguson Yang berlanjut pada aksi Protes massa
yang marah dimana kantor polisi, tempat Darren Wilson bertugas, mulai di
lempar botol dan batu. Petugas antihuru-hara pun membalas dengan gas air mata yang berakhir rusuh dan Kekerasan .
Foto : Kebakaran akibat massa yang marah
Kepala Polisi St Louis
County, Jon Belmar, mengatakan bahwa secara pribadi dia mendengar sekira 150
suara tembakan dan puluhan gedung bisnis dibakar para pengunjuk rasa yang
kecewa. Tidak hanya gedung, mobil polisi juga sudah dihancurkan dan dibakar
menggunakan bom molotov serta batu yang dilemparkan ke petugas. Sejauh ini
Kepolisian St Louis County sudah menahan 29 orang.Belmar menyatakan kekerasan
mungkin lebih buruk ketimbang malam setelah Brown dibunuh. “Memang tidak ada
korban jiwa, tapi saya kecewa suasana malam berubah seperti ini. Banyak suara
tembakan. Saya kecewa malam ini,” katanya, sebagaimana diberitakan The Independent, Selasa (25/11/2014).
Foto ibu Michael Brown
Untuk meredam kemarahan
para pengunjuk rasa Presiden Barack Obama dan keluarga remaja 18 tahun
yang ditembak mati, yaitu Michael Brown, secara terpisah meminta warga untuk
tenang setelah jaksa St Louis mengungkapkan putusan juri. "Kami amat kecewa bahwa pembunuh
anak kami tidak akan menghadapi konsekuensi dari tindakannya," kata
keluarga Brown dalam sebuah pernyataan. "Kami dengan hormat meminta Anda
semua agar aksi protes Anda tetap berlangsung damai," kata keluarga itu,
yang menyerukan perlunya reformasi hukum. "Menjawab kekerasan dengan
kekerasan bukanlah reaksi yang tepat."
No comments:
Post a Comment