Tuesday, November 25, 2014

Kerusuhan Terparah di Amerika Serikat yang Bernuansa Sara


                          Foto: Para Pengunjuk rasa di luar gedung
Ferguson, Amerika Serikat (AS) - Protes yang diwarnai kekerasan dan kerusuhan kembali terjadi di kota Ferguson, AS, pada Senin (24/11/2014), setelah dewan juri memilih untuk tidak mengajukan tuntutan terhadap seorang polisi kulit putih  yang telah menembak mati seorang remaja kulit hitam. Keputusan dewan juri tersebut membebaskan perwira polisi, Darren Wilson dari dakwaan usai menembak mati remaja kulit hitam, hal tersebut semakin menyulut amarah warga afro-amerika di seantero negeri utamanya di ferguson Yang  berlanjut pada aksi Protes massa yang marah dimana kantor polisi, tempat Darren Wilson bertugas, mulai  di lempar botol dan batu. Petugas antihuru-hara pun membalas dengan gas air mata yang berakhir rusuh dan Kekerasan .
                          Foto : Kebakaran akibat massa yang marah 
Kepala Polisi St Louis County, Jon Belmar, mengatakan bahwa secara pribadi dia mendengar sekira 150 suara tembakan dan puluhan gedung bisnis dibakar para pengunjuk rasa yang kecewa. Tidak hanya gedung, mobil polisi juga sudah dihancurkan dan dibakar menggunakan bom molotov serta batu yang dilemparkan ke petugas. Sejauh ini Kepolisian St Louis County sudah menahan 29 orang.Belmar menyatakan kekerasan mungkin lebih buruk ketimbang malam setelah Brown dibunuh. “Memang tidak ada korban jiwa, tapi saya kecewa suasana malam berubah seperti ini. Banyak suara tembakan. Saya kecewa malam ini,” katanya, sebagaimana diberitakan The Independent, Selasa (25/11/2014).
                                      Foto ibu Michael Brown
Untuk meredam kemarahan para pengunjuk rasa Presiden Barack Obama dan keluarga remaja 18 tahun yang ditembak mati, yaitu Michael Brown, secara terpisah meminta warga untuk tenang setelah jaksa St Louis mengungkapkan putusan juri. "Kami amat kecewa bahwa pembunuh anak kami tidak akan menghadapi konsekuensi dari tindakannya," kata keluarga Brown dalam sebuah pernyataan. "Kami dengan hormat meminta Anda semua agar aksi protes Anda tetap berlangsung damai," kata keluarga itu, yang menyerukan perlunya reformasi hukum. "Menjawab kekerasan dengan kekerasan bukanlah reaksi yang tepat."

No comments:

Post a Comment